Cilegon, Bantentv.com – Perajin tahu di Lingkungan Priuk, Kelurahan Sukmajaya, Kecamatan Cibeber, Kota Cilegon merasa khawatir atas pergerakan harga kedelai, lantaran imbas dari perang dagang antara Amerika dan Tiongkok yang mengakibatkan tarif impor ke Indonesia mengalami kenaikan.
Salah satu perajin tahu, Suud mengatakan, jika terjadi kenaikan harga kedelai diatas 10 ribu rupiah per kilogram, maka usahanya ini terancam gulung tikar, sebab tidak akan mendapatkan untung. Selain itu, daya beli masyarakat terhadap tahu juga dinilai menurun.
Diketahui, saat ini harga kedelai per kilogramnya meningkat hingga 10 persen, atau menyentuh angka Rp9.700 per kilogram, dari harga sebelumnya Rp8.200.
“Kalo dari kami pengrajin tahu harapan kami dengan keadaan sekarang pada pemerintah Kota Cilegon, khususnya pemerintah di pusat untuk harga kacang kadelai jangan sampai naik lagi, karena di harga segini aja dan kondisi pasar yang daya belinya turun kami merasa tidak dapat untung,” ujar Suud pengrajin tahu.
Baca juga : Perajin Tahu dan Tempe di Kota Cilegon Keluhkan Kelangkaan Kedelai
Suud menjelaskan, pada tahun 2023 harga kedelai pernah menyentuh diatas 10 ribu rupiah per kilogram, hal tersebut membuat para pengrajin tahu dan tempe melakukan mogok produksi. Karena dengan harga kedelai yang tinggi dan harga jual yang murah, pengrajin tidak bisa beroperasi.
Sementara itu, dalam sehari Suud membutuhkan sekitar satu setengah kwintal kedelai untuk dijadikan 105 ancak atau Loyang. Dimana satu loyangnya dijual dengan harga Rp35 ribu.
Erina Faiha Qothrunnada