Lebak, Bantentv.com – Nurhidayah, seorang warga asal Kampung Hasem, Desa Muncang Kopong, Kecamatan Cikulur, Kabupaten Lebak, Banten, berhasil mengembangkan usaha arang kayu hingga mencapai pasar internasional.
Meski skala usahanya masih tergolong kecil, ia mampu membuktikan bahwa produk lokal bisa bersaing dan diminati di pasar luar negeri, khususnya Timur Tengah.
Usaha yang ia rintis sejak masih muda itu kini telah menjangkau pelanggan tetap di negara-negara seperti Arab Saudi, Yaman, dan Turki.
Produk arang kayunya yang memiliki kualitas unggul diekspor secara rutin setiap bulan dengan jumlah mencapai 20 ton per pengiriman. Bahkan, pada bulan-bulan tertentu permintaan meningkat hingga dua kali pengiriman.
Dalam satu kali ekspor, Nurhidayah mencatat pendapatan kotor sebesar Rp100 juta hingga Rp150 juta, dengan keuntungan bersih yang berkisar lebih dari Rp20 juta. Pencapaian ini tentu menjadi bukti bahwa usaha arang lokal, jika dikelola dengan serius dan profesional, mampu menghasilkan keuntungan yang tidak sedikit.
“Awalnya saya hanya menjual arang ini di wilayah Banten saja, tapi sekarang alhamdulillah sudah sampai Timur Tengah. Harga per kilonya bisa mencapai 350 USD,” ujar Nurhidayah.
Ia menambahkan bahwa kualitas dan ketekunan adalah kunci utama usahanya bisa bertahan dan terus berkembang.

Meski menjalankan bisnis dari pelosok desa, Nurhidayah membuktikan bahwa keterbatasan lokasi bukan penghalang untuk menjangkau pasar global. Keberhasilannya juga menjadi inspirasi bagi pelaku usaha kecil lainnya, terutama di sektor kerajinan dan produksi bahan bakar alternatif.
Kini, produk arang kayunya tidak hanya menopang ekonomi keluarga, tetapi juga membuka peluang kerja bagi warga sekitar.
Dengan semakin tingginya permintaan dari luar negeri, Nurhidayah berharap usahanya dapat terus berkembang dan mendorong kemajuan ekonomi lokal di Kabupaten Lebak.
Siti Anisatusshalihah