Rabu, Juni 18, 2025
BerandaBeritaNasionalFakta Terbaru Ledakan Amunisi Maut di Garut

Fakta Terbaru Ledakan Amunisi Maut di Garut

Bantentv.com – Ledakan dahsyat terjadi di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada Senin, 12 Mei 2025, pukul 09.30 WIB. Ledakan ini terjadi saat proses pemusnahan amunisi kedaluwarsa oleh Jajaran Pusat Gudang Amunisi III Pusat Peralatan TNI Angkatan Darat (AD).

Akibat ledakan dahsyat tersebut sebanyak 13 orang tewas pada peristiwa tersebut. 13 orang tersebut terdiri dari 4 anggota TNI dan 9 warga sipil.

Belasan korban tersebut telah dibawa ke RSUD Pameungpeuk untuk proses autopsi dan pemulasaran. Sedangkan pihak TNI sedang menyelidiki penyebab utama insiden tersebut.

Kelapa Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Wahyu Yudhayana menjelaskan, saat ini TNI AD tengah bekerja sama dengan aparat terkait untuk memastikan lokasi ledakan sepenuhnya aman dari warga sipil.

“Lokasi masih disterilkan oleh petugas, karena dikhawatirkan masih ada bahan berbahaya atau perlu diamankan,”ujarnya.

Baca juga : Ledakan Saat Pemusnahan Amunisi di Garut: TNI AD Lakukan Investigasi Menyeluruh

Berikut ini terdapat fakta terbaru terkait ledakan amunisi di Garut Jawa Barat yang menewaskan belasan korban tersebut:

  1. Kronologi ledakan maut

Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Wahyu Yudhayana menyampaikan ledakan terjadi saat personel TNI AD sedang memusnahkan amunisi yang sudah kedaluwarsa atau tidak terpakai. Sebelum proses berlangsung, lokasi di area terbuka tersebut telah diperiksa dan dinyatakan aman oleh pihak TNI AD.

“Pada awal kegiatan secara prosedur telah dilaksanakan pengecekan terhadap personel maupun yang berkaitan dengan lokasi peledakan, dan semuanya dinyatakan dalam keadaan aman,” kata Brigjen Wahyu dalam keterangannya kepada wartawan.

Pemusnahan tersebut direncanakan di dua lubang terpisah yang sudah disediakan dan masing-masing diisi oleh amunisi kedaluwarsa.

“Selanjutnya tim penyusun amunisi melakukan persiapan pemusnahan di dalam dua lubang sumur yang sudah disiapkan. Setelah seluruh tim pengamanan masuk ke pos masing-masing untuk melaksanakan pengamanan dan usai dinyatakan aman, kemudian dilakukan peledakan di dua sumur,” kata Wahyu.

Saat ledakan pertama, situasi masih aman dan terkendali. Kemudian setelah peledakan di dua sumur tersebut, personel TNI AD menyiapkan satu lubang sumur tambahan untuk menghancurkan detonator. Namun, ketika tim sedang menata detonator di lubang sumur ketiga, secara tiba-tiba terjadi ledakan dari dalam lubang tersebut.

  1. Jenis Amunisi Kedaluwarsa yang Dimusnahkan

Pada peristiwa ini terdapat sejumlah jenis amunisi yang dimusnahkan, seperti mortir hingga granat.

Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Mayjen TNI Kristomei Sianturi menyampaikan, terdaoat sejumlah amunisi yang dimusnahkan karena sudah tidak layak pakai, yakni mencakup jenis mortir hingga granat.

“Ada beberapa macam amunisi, ada granat, ada sisa mortir yang memang belum sempat dipakai tapi sudah melewat masa pakainya atau kedaluwarsa, sehingga rutin bagi kami untuk memusnahkan amunisi-amunisi yang tidak terpakai,” katanya yang dikutip dari IDN Times, pada Selasa, 13 Mei 2025.

  1. Identitas 13 Korban Ledakan Amunisi

Peristiwa ini mengakibatkan 13 orang meninggal dunia, terdiri dari 4 orang anggota TNI, dan 9 orang warga sipil. Berikut ini daftar nama yang menjadi korban amunisi maut di Garut.

Korban Tewas TNI AD:

  1. Kepala Gudang Pusat Amunisi III Pusat Peralatan Angkatan Darat, Kolonel Cpl Antonius Hermawan
  2. Kepala Seksi Administrasi Pergudangan Gudang Pusat Amunisi III Pusat Peralatan Angkatan Darat, Mayor Cpl Anda Rohanda
  3. Anggota Gudang Pusat Amunisi III Pusat Peralatan TNI Angkatan Darat, Kopda Eri Priambodo
  4. Anggota Gudang Pusat Amunisi III Pusat Peralatan TNI Angkatan Darat, Pratu Aprio.

Korban Tewas Sipil:

  1. Agus
  2. Ivan
  3. Anwar
  4. Iyus
  5. Iyusrizal
  6. Toto
  7. Rustiawan
  8. Endang
  9. Dadang
  10. Banyak Jenazah Ditemukan Tidak Utuh

Seluruh korban yang tewas atas peristiwa tersebut langsung dibawa ke RSUD Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Direktur RSUD Pameungpeuk, Lulu Fahrizal Balqis menyatakan, korban mulai berdatangan ke RSUD pada pukul 10.30 WIB. Beberapa di antaranya langsung dibawa ke ruangan khusus jenazah, sementara yang lainnya ke ruangan IGD.

Lulu menuturkan, beberapa jenazah sulit dikenali karena telah hancur menjadi serpihan, sementara jenazah lainnya masih cukup utuh.

  1. Korban Tewas Diduga Membantu Proses Pemusnahan Amunisi

Menurut pengakuan warga setempat, warga sipil yang meninggal dunia atas peristiwa, mereka adalah yang membantu TNI AD memusnahkan amunisi kedaluwarsa.

Warga tersebut pun menuturkan, bahwa pemusnahan amunisi ini sudah sering dilakukan oleh TNI sebanyak 3-4 kali dalam setahun. Ia mengaku sebelumnya tidak pernah terjadi insiden ledakan hingga menimbulkan korban jiwa. Alasannya karena selama proses pemusnahan dilakukan penjagaan ketat oleh personil TNI.

  1. Lahan Peledakan Milik BKSDA, Rutin Dipakai

TNI AD mengungkapkan lahan lokasi peledakan amunisi tak layak pakai di Garut, Jawa Barat, yang menelan 13 orang korban jiwa milik BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam). TNI AD rutin melakukan peledakan amunisi di lokasi tersebut yang jauh dari permukiman warga.

“Karena perlu kami sampaikan juga pada kesempatan ini bahwa lahan yang digunakan untuk penghancuran amunisi akhir tersebut adalah lahan milik BKSDA Kabupaten Garut yang sudah rutin digunakan untuk memusnahkan munisi akhir dan lokasinya jauh dari pemukiman warga,” kata Kadispenad Brigjen Wahyu Yudhayan dalam keterangannya, yang dikutip dari detiknews.

TNI AD mensterilisasi lokasi kejadian bersama aparat terkait untuk mengantisipasi bahan berbahaya lainnya yang tertinggal. Sehingga, tidak terjadi ledakan susul yang tidak diinginkan.

“Penyebab dari kejadian tersebut masih dalam tahap penyelidikan oleh tim TNI Angkatan Darat. Termasuk terkait dengan korban sipil,” imbuhnya.

  1. DPR desak TNI evaluasi SOP pemusnahan amunisi

Peristiwa tersebut pun mendapat perhatian dari DPR, Wakil Ketua Komisi I DPR RI Dave Akbarshah Fikarno Laksono mendesak TNI mengevaluasi prosedur pemusnahan amunisi buntut dari tewasnya 13 orang dari ledakan di Garut, Jawa Barat.

“Saya meminta untuk TNI melakukan investigasi yang mendalam guna memastikan apakah standar operasional telah dijalankan dengan benar, ” ujar Dave.

Senada dengan Davr, Anggota Komisi I DPR RI TB Hasanuddin juga menyampaikan duka mendalam dan menyebut insiden ini sebagai alarm serius bagi TNI untuk mengevaluasi total seluruh prosedur pengamanan dalam pemusnahan amunisi tak layak pakai.

Menurut Hasanuddin, secara teknis prosedur yang digunakan telah sesuai dengan standar operasional. Lokasi pemusnahan yang berada di kawasan pantai dinilainya telah memenuhi aspek keamanan.

Namun, ia menilai pengawasan terhadap area tersebut masih lemah sehingga bisa diakses oleh warga sipil.

“Ke depannya, pembatasan wilayah harus dilakukan dengan pengawasan yang lebih ketat untuk mencegah warga sipil berada di area berbahaya,” tegas politisi dari Fraksi PDI-Perjuangan itu.

Hasanuddin menekankan bahwa peristiwa ini harus menjadi pelajaran besar bagi semua pihak, khususnya institusi militer, dalam menyempurnakan sistem dan prosedur terkait pengelolaan amunisi agar tidak lagi menimbulkan korban jiwa.

Hingga saat ini TNI dan aparat setempat masih menyelidiki peristiwa maut tersebut.

TERKAIT