Bantentv.com – Indonesia dinobatkan sebagai negara paling sejahtera di dunia mengalahkan beberapa negara-negara maju yang selama ini menjadi tolok ukur kemajuan global.
Penobatan tersebut berdasarkan laporan Global Flourishing Study yang dilakukan oleh para peneliti Harvard University terhadap lebih dari 200.000 responden dari 22 negara di enam benua dan merepresentasikan 64 persen populasi dunia.
Dari hasil penelitian tersebut Indonesia memperoleh skor flourishing tertinggi takni 8,47 dari skala 10. Skor tersebut menjadikan Indonesia berada di peringkat pertama menguungguli negara-negara lian seperti Meksiko (8,19), Filipina (8,11), hingga Amerika Serikat (7,18), dan Jepang (5,93).
Skor flourishing sendiri bukanlah sekadar ukuran kebahagiaan atau kesejahteraan ekonomi. Peneliti Harvard mengartikannya sebagai keadaan di mana “Semua aspek kehidupan seseorang berada dalam kondisi yang baik”. Yang berarti kehidupan yang baik melampaui sekadar kesehatan dan kebahagiaan semata.
Studi ini mengukur tingkat kesejahteraan menyeluruh (flourishing) yang mencakup kepuasan hidup, hubungan sosial yang kuat, partisipasi keagamaan, dan karakter pro-sosial.
Indonesia dinilai unggul dalam aspek hubungan sosial dan karakter pro-sosial, dua faktor penting yang menciptakan keterhubungan dan komunitas yang kuat.
Menurut para peneliti menilai Indonesia memiliki kekayaan non-material. Kemudian terdapat peran pernting hubungan sosial dan regiositas ddalam mencapai sebuah kesejahteraan yang utuh.
Selain itu, Indonesia juga mempunyai ikatan kekeluargaan yang kuat, budaya gotong royong, dan kehidupan beragama, berperan sentral dalam masyarakat yang menciptakan ekosistem sosial yang mendukung tumbuhnya kesejahteraan.
Dilansir dari kompas.com, Bryon Johnson salah satu direktur proyek penelitian tersebut mengatakan Indonesia sering kali dibandingkan dengan Jepang dan dianggap menjadi pihak yang tidak bisa menguntungkan diskusi pembangunan internasional.
Semua itu terjadi karena Indonesia memiliki julukan “Perangkap bagi masyarakat berpendapatan menengah”, dimana pertumbuhan ekonomi masyarakat terhenti sebelum mereka mencapai tingkat pendapatan yang tinggi.
Meskipun Indonesia dinilai memiliki tingkat kesejahteraan menyeluruh yang tinggi, kesenjangan dan tingkat kemiskinan masih cukup tinggi.
Studi Harvard ini juga memunculkan sejumlah pertanyaan penting tentang model pembangunan yang selama ini dianut oleh negara-negara berkembang. Haruskah negara seperti Indonesia ini mengorbankan kekayaan sosial dan spiritualnya demi mengejar pertumbuhan ekonomi?
Temuan ini juga dinilai bisa mendorong negara untuk menimbang ulang arti kemajuan dan pembangunan.
Editor: Lilik HN