25.8 C
Serang
Jumat, Desember 8, 2023
BerandaBeritaIndonesia ‘Supermarket Bencana’, Masyarakat Diminta Gotong Royong Hadapi Risiko Bencana

Indonesia ‘Supermarket Bencana’, Masyarakat Diminta Gotong Royong Hadapi Risiko Bencana

Serang, Bantentv.com – Indonesia memiliki risiko bencana yang sangat besar sehingga menjadi salah satu negara dengan risiko bencana tertinggi di dunia dan disebut sebagai ‘supermarket bencana’. Untuk itu, gotong royong dalam menghadapi risiko bencana perlu ditingkatkan agar meminimalisir korban. Hal tersebut terungkap dalam Dialog Khusus Bersama Kementrian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) RI yang tayang di Banten TV, Sabtu, 16 April 2022 Pkl. 18.30 Wib.

Dalam dialog tersebut hadir sebagai narasumber, Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Kementerian Kominfo RI, Wiryanta, Koordinator Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami, Iman Facturrohman, dan Kepala Pelaksana BPBD Banten, Nana Suryana.

Koordinator Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami, Iman Facturrohman, mengatakan Indonesia disebut sebagai ‘supermarket bencana’ karena semua jenis bencana ada di Indonesia seperti longsor, gempa bumi, tsunami, cuaca ekstrem dan lain sebagainya.

Indonesia terletak di kawasan Cincin Api Pasifik yang secara geografis dan klimatologi mempunyai tantangan besar untuk melindungi dan memperkuat masyarakat dari ancaman risiko bencana. Selain itu, Indonesia berada tiga lempeng tektonik besar yang terus bergerak, yaitu lempeng Indo Australia di bagian selatan, lempeng Samudera Pasifik di sebelah timur, lempeng Eurasia di sebelah utara (dimana disebagian besar wilayah Indonesia) dan disertai daerah aliran sungai (5.590 DAS) mengakibatkan risiko bencana geologi seperti gempabumi, tsunami, erupsi gunung api (127 gunung api aktif) maupun gerakan tanah/longsor.

“Indonesia diapit 3 lempeng tektonik besar yang terus bergerak dan bisa berpotensi kegempaan,” ungkap Iman.

“Kegempaan sendiri di Indonesia punya 10 segmen megatrust. Ada 295 sesar aktif yang sudah teridentifikasi, dan sesar aktif itu sumber gempa di Indonesia,” lanjut Iman.

Sementara itu, diungkapkan Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Kementerian Kominfo RI, Wiryanta, menindaklanjuti pernyataan BMKG dimana Indonesia sebagai ‘supermarket bencana’, maka harus disikapi dengan bijak yakni dengan komunikais yang baik antar lintas sektor, baik masyarakat, pemerintah, pihak swasta dan lainnya.

“Dengan potensi bencana di Indonesia, hendaknya jangan dijadikan suatu hal untuk membuat gaduh dan panik, melainkan bagaimana kita lebih tangguh dalam menghadapi risiko bencana tersebut,” jelas Wiryanta.

“Semua pihak harus berperan dan semakin tangguh,” lanjut Wiryanta.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan bencana Daerah (BPBD) provinsi Banten, Nana Suryana mengatakan Provinsi Banten salah satu wilayah yang berpotensi bencana diantaranya gempabumi dan tsunami. Sebelumnya beberapa kali terjadi gempabumi bahkan tsunami, menurutnya kini menjadi sumber kekuatan untuk menjadi dan semakin tangguh dalam menghadapinya.

“Dengan sikap gotong royong menghadapi risiko bencana ini, membuktikan dengan terjadinya bencana dapat meminimalisir korban jiwa. Seperti gempa beberapa waktu lalu di Banten Selatan dengan enol korban,” ungkap Nana.

“Dengan korban nihil, artinya pesan ketangguhan bisa tersampaikan langsung ke tengah masyarakat. Mereka mampu mengevakuasi iri,” Nana melanjutkan.

Nana juga akui di wilayahnya sudah ada alat deteksi dini tsunami yang akan terus dimaksimalkan agar dapat mengurangi risiko bencana.

Dengan potensi bencana di Indonesia tersebut diperlukan suatu strategi pencegahan dan penanganan kebencanaan guna meningkatkan kapasitas organisasi, masyarakat, lembaga media, keluarga dan individu agar mampu mengenali ancaman dan siaga dalam situasi darurat bencana secara cepat, tepat melalui edukasi kebencanaan. (lik/red)

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terbaru

Komentar Pengunjung