Bantentv.com – Jakarta, kota besar Indonesia yang kini menjadi pusat pemerintahan dan ekonomi, memiliki sejarah panjang yang penuh dinamika.
Dahulu, kota ini dikenal dengan nama Jayakarta, yang berarti “kemenangan yang sempurna”. Nama ini diberikan oleh Pangeran Fatahillah pada abad ke-16 setelah berhasil mengusir Portugis dari pelabuhan Sunda Kelapa.
Namun, kedamaian itu tidak berlangsung lama. Pada tahun 1610, VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) perusahaan dagang Belanda yang ambisius, datang dan mulai membangun benteng di wilayah Jayakarta.
Pada tahun 1619 Gubernur Jenderal Jan Pieterszoon Coen dari VOC memimpin serangan besar-besaran. Jayakarta dihancurkan dan namanya diubah menjadi Batavia, sebuah nama yang diambil dari suku Batavi, nenek moyang orang Belanda, sebagai simbol kekuasaan kolonial.
Selama abad ke-17 hingga 18, Batavia berkembang menjadi pusat administrasi kolonial dan perdagangan VOC di Hindia Belanda. Kota ini dipenuhi bangunan bergaya Eropa, yang banyak di antaranya masih berdiri di kawasan Kota Tua Jakarta saat ini.
Pergolakan kembali terjadi pada 1799, ketika Belanda harus mengakui kekuatan Inggris dalam perang Napoleon. Batavia direbut Inggris dan sempat diberi nama baru, yaitu Weltevreden, yang berarti “kesejahteraan yang sempurna”.
Namun, kekuasaan Inggris tak berlangsung lama. Pada tahun 1811, mereka mundur, dan Belanda kembali menguasai kota ini serta mengembalikan namanya menjadi Batavia.
Memasuki awal abad ke-20, Batavia tidak hanya menjadi simbol kekuasaan kolonial, tetapi juga pusat tumbuhnya kesadaran nasional dan pergerakan politik di Hindia Belanda.
Kota ini kemudian berkembang menjadi panggung penting dalam sejarah panjang menuju kemerdekaan Indonesia.
Konten telah melalui proses penyuntingan oleh tim redaksi.